Skip to content
Home » Artikel Qoobah » Bangunan Arsitektur Masjid Agung Kediri Jawa Timur

Bangunan Arsitektur Masjid Agung Kediri Jawa Timur

Kisah pembangunan Masjid Agung Kediri

Dibanding waktu pertama kali dibuat, keadaan sekarang ini Masjid Agung Kediri sangatlah berlainan. Meskipun begitu ada bagian-bagian yang masih terbangun keasliannya. Menurut prasasti yang terpasang di bagian atas joglo atau kubah masjid itu, rumah beribadah umat Islam ini sudah berdiri semenjak tahun 1771 Masehi.

Lalu pada tahun 1830 dikerjakan pemugaran yang lalu diteruskan kembali pada tahun 1841. Waktu itu masjid itu telah diperlengkapi mimbar yang sampai saat ini masih tetap digunakan oleh khotib saat tengah berkhotbah. Awal mulanya mimbar ini sudah sempat dikasih susunan cat tetapi sesudah itu dikembalikan pada warna aslinya, coklat tua.

Pemugaran selanjutnya dikerjakan pada tahun 1928, berdasar pada ide serta perintah dari KRA. Haryo Danudiningrat yang disebut Bupati ke-8 di Kediri. Pada saat itu, sebagai ketua pemugarannya ialah R. H. Ali Mustoha. Sedang penasihatnya diantaranya KH. Hasyim Asy’ari, pendiri organisasi NU (Nahdlatul Ulama) serta dibantu KH. Wahab Chasbullah yang saling datang dari Jombang. Saat yang bertepatan masjid yang awal mulanya bernama Masjid Jami dirubah namanya jadi Masjid Ageng (Agung) Kediri.

Lalu pada tahun 1976, diberi tambahan peralatan menara yang dibangun di samping kanan bangunan penting. Sebelas tahun selanjutnya, pada 1987 kubah yang awalannya terbuat dari kayu ditukar dengan material semen cor serta memiliki bentuk menjadi bulat atau bundar. Saat itu dikerjakan perbaikan juga pada tempat wudlu serta pintu masuk.

Kontraktor kubah masjid kediri

Sebelum masuk serta masih tetap ada di lokasi alun-alun, traveler telah bisa nikmati keindahan serta kemegahan Masjid Agung Kediri. Menara yang mempunyai ketinggian 49 m tampak dengan jelas. Setelah masuk ke halaman, ada air mancur persis di muka menara.

Lantas waktu kaki beranjak ke ruangan pokok, terhampar ubin marmer warna abu-abu diperlengkapi hiasan mozaik yang demikian cantik. Disaksikan dari style desainnya, kemungkinan ubin marmer itu dihadirkan dari Eropa. Nuansa etnis Jawa ditampilkan lewat hiasan kaligrafi bermaterial kayu.

Bangunan ini disangga oleh 106 pilar dengan 15 pintu besar serta 12 pintu kecil. Jumlahnya lantainya ada tiga, di mana lantai dasarnya mempunyai luas 1.388,8 m2. Lantas lantai pertama seluas 1.335.1 m2 serta lantai ke-2 396,8 m2.

Menjadi tempat suci paling besar di kota ini, Masjid Agung Kediri dapat diambil menjadi object wisata religi nomer satu buat beberapa traveler yang ingin temukan ketenangan diri.