Masjid Agung dengan Bedug Paling besar di Dunia
Bedug Terbesar di Dunia – Bedug permulaannya bukan rutinitas Islam, aksesories mushola satu ini ialah peninggalan dari kebudayaan Indonesia saat sebelum Islam lalu dipungut dalam budaya Islam Melayu karena elemen fungsional dan rutinitas istiadat yang sudah berurat berakar dalam warga kita waktu itu sampai jadi budaya Islam melayu yang tidak dipisahkan dari bangunan mushola seantero muslim di tanah Melayu lintasi negara.
Di Masjid Agung Darrul Muttaqin Purworejo ini mempunyai koleksi yang tidak biasa berbentuk satu beduk yang dimaksud ucap menjadi beduk dengan ukuran paling besar di dunia. Beduk itu bernama beduk Pandawa atau Pendowo atau Beduk Kyai Bagelen. Tidak cuma mempunyai ukuran menjadi beduk paling besar di dunia, tetapi beduk ini pula mempunyai satu perjalanan riwayat yang cukuplah panjang.
Beduk Pendowo dibikin tahun 1762 tahun Jawa bersamaan dengan tahun 1834M bertepatan dengan pembangunan masjid Agung Darul Muttaqin. Tabung beduknya dibikin berbahan kayu jati termasuk juga 120 paku keling pada bagian depan serta 98 paku keling bagian belakang pun terbuat berbahan kayu jati.
Susunan Bedug Masjid Agung Darrul Muttaqin
Beduk Pandawa bergaris tengah 194cm atau nyaris 2 m. di bagian depan sedang di bagian belakang bergaris tengah 180 cm. bila bahan tabung dibuat dari kayu jati sepanjang 292cm, kulit yang digunakannya sendiri menggunakan kulit banteng. Kulit beduk ini bergaris tengah 220cm. kulit beduk pada bagian belakang sempat alami rusaknya ditahun 1936 dan diganti pada tanggal 3 Mei 1936 dengan bahan kulit sapi benggala. Kulit segi belakang ini tercatat sudah 3x alami penggantian karena rusaknya yang di alaminya.
Pengerjaan beduk sama ukuran super besar ini ditangai oleh Wedana Dusun Bragolan, Raden Tumenggung Prawironegoro yang disebutkan adik dari Bupati Cokronegoro I, dengan Raden Patih Cokrojoyo (pepatih/pembantu Bupati) atas perintah langsung dari Bupati Cokronegoro I. Tabung Beduk dibuat dari pangkal pohon Jati dari Dusun (Desa) Pendowo, Dusun Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo yang telah berusia beberapa ratus tahun sama ukuran besar dan bercabang lima.
Kandungan Pohon Jati Pendowo
Dalam pengetahuan kejawen, pohon jati besar bercabang lima yang dimaksud Pendowo memiliki kandungan karakter perkasa serta berwibawa. Pangkal pohon jati itu yang lalu dilobangi sisi tengahnya dari ujung ke ujung serta jadi tabung buat beduk Pendowo. Lokasi tempat pohon jati yang dipakai untuk bedug Bagelen itu sekarang telah menjadi kompleks Puskesmas “Jati” / Puskesmas Bragolan.
Pengerjaan beduk ini dilakuan langsung di Dusun (Desa) Pendowo yang memiliki jarak sekitar 9 km. dari kota Purworejo dengan keadaan jalan saat itu demikian susah untuk dilalui. Untuk tangani permasalahan itu, atas anjuran Raden Tumenggung Prawironegoro, lalu Bupati Cokronegoro I mengangkat Kyai Haji Muhammad Irsyad yang memegang jadi Kelompok (Lebai/Naib) di dusun Solotiyang, Kecamatan Loano untuk mengetuai proyek peralihan Bedug Kyai Bagelan.
Atas kepimpinan si Kyai, beduk itu diangkat dengan beramai-ramai dibarengi bunyi gamelan lengkap dengan penari tayub yang telah menanti di setiap pos perhentian. Saat ini, Beduk kyai Bagelen ditaruh dari sisi dalam serambi Mushola. Bila ingin dengar suaranya, hadirlah saat Ashar, Maghrib, Isya, Subuh dan dekati shalat Jum’at ke Mushola Agung Darul Muttaqin Kabupaten Purworejo. Bedug Terbesar di Dunia
Disamping itu, pada setiap saat dekati sholat Sunat Idul Fitri dan Idul Adha, beberapa acara atau kejadian-peristiwa keagamaan Islam dan mengingati beberapa menit Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Bedug Kyai bagelen ini masih tetap ditabuh untuk memberi signal dan penghormatan. Bedug Terbesar di Dunia