Masjid Agung Al Makmur
Masjid Agung Al-Makmur terdapat di Jalan Taman Ratu Syafaruddin atau Jalan Muhammad Daud Beureuh Lampriet, Kota Banda Aceh, Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. persisnya di pertigaan Jalan Taman Ratu Syafaruddin, disamping taman ratu Safituddin, Banda Aceh. Masjid ini dapat langsung dikenali dari ciri uniknya dengan masjid bergaya timur tengah, yakni kubah besar dengan menara kembar di samping masjid. Masjid ini adalah hadiah dari pemerintah Oman jadi bentuk kerja sama dengan Pemerintah Indonesia. Semua permodalan pembangunan masjid ini langsung di tangani oleh pemerintah Oman.
Nangroe Aceh Darussalam sendiri adalah propinsi di Indonesia yang memperoleh gelar “Serambi Mekah”, sebab memang penebaran Islam di Indonesia diawali dari propinsi ini. Tidak bingung bila banyak masjid yang istimewa serta indah yang terdapat di semua daerah propinsi itu, ditambah lagi beberapa dari masjid-masjid itu yang populer “Ajaib”, sebab tidak alami kehancuran sedikitpun saat gempat serta tsunami hebat yang menempa Aceh pada tahun 2004 kemarin. Masjid-masjid yang dapat digolongkan ajaib ialah Masjid Raya Baiturrahman, Masjid Baiturrahim, serta Masjid Rahmatullah. Masjid-masjid itu tidak alami kehancuran fatal walau diterjang gempa serta tsunami pada saat itu. tetapi, yang bisa menjadi bahasan kesempatan ini ialah Masjid Agung Al-Makmur, yang alami kehancuran cukup saat musibah itu berlangsung.
Riwayat Masjid Agung Al Makmur Lampriet

Sebetulnya, Masjid Agung Al-Makmur Lampriet telah mulai dibuat semenjak tahun 1979, diperuntukkan jadi Masjid Agung untuk kota Banda Aceh. Tetapi, saat berlangsung gempa serta tsunami yang menempa Aceh, Nias, dan lokasi Samudera Hindia, masjid ini sudah alami kehancuran yang cukup kronis. Lalu, Pemerintah Oman terdorong hatinya untuk selanjutnya memberikan dana untuk keseluruhan perbaikan masjid, pada akhirnya jadi masjid bergaya timur tengah dengan keunikan Kubah Besar serta Menara Kembar yang kita tahu sekarang.
Proses perbaikannya memerlukan waktu seputar 2 tahun, yakni diawali pada tahun 2006, usai serta diresmikan pada tahun 2008. Sesudah diresmikan, banyak yang berkemauan untuk menamai masjid ini jadi Masjid Al-Makur Sultan Qaboos, yakni diambil dari nama Sultan Qaboos Oman. Tetapi, Sultan Qaboos Oman dengan jelas menjelaskan jika pertolongan yang diberi Tulus untuk menolong kaum muslim Aceh, serta tak perlu menyisipkan nama beliau jadi nama masjid.
Masjid Agung Al-Makmur ini telah dibangun pada tahun 1979, oleh warga Banda Aceh, dengan dana swadaya warga sendiri. Jaman dulu, daerah Banda Aceh adalah daerah jajahan belanda, bahkan juga sudah sempat pemerintahan penjajah dibangun di kota itu. Masjid ini selanjutnya alami kehancuran hampir keseluruhan saat gempa serta tsunami berlangsung.
Pada akhirnya, pertolongan dari pemerintah Oman juga hadir, hingga masjid ini bisa digunakan pada tahun 2008 kemarin. Sebab terletak yang benar-benar strategis, tidaklah heran bila masjid ini sehari-harinya tetap ramai didatangi oleh beberapa jamaah dari beberapa golongan. Contohnya dari beberapa pekerja, pedagang, atau beberapa wisatawan yang menyengaja singgah ke masjid ini untuk melaksanakan ibadah serta beristirahat.
Jadi Masjid Agung Kota Banda Aceh, masjid ini sering dipakai jadi tempat diadakannya beberapa acara pemerintah kota, atau pemerintah propinsi Nangroe Aceh Darussalam. acara-acara itu seperti Minggu Budaya Aceh, bahkan juga yang unik , calon pemimpin / Walikota Banda Aceh ikut ditest di masjid ini, dari mulai pendidikan agamanya, sampai keahliannya membaca Al-Qur’an. Sebab satu diantara ketentuan untuk pimpin Banda Aceh ialah mempunyai pendidikan agama yang kuat.