Skip to content
Home » Artikel Qoobah » Masjid Agung Damaskus – Syria

Masjid Agung Damaskus – Syria

Masjid Agung Damaskus

Masjid Agung Damaskus yang lebih diketahui menjadi “Masjid Umayyah” adalah masjid paling besar di dunia pada eranya, sekaligus juga jadi satu diantara masjid paling tua yang sempat berdiri di bumi ini. Sultan Salahuddin Al-Ayubi atau Sultan Saladin yang begitu populer di beberapa narasi disemayamkan di area masjid ini. Bahkan juga, konon penduduk seputar yakin jika satu diantara makam yang ada di masjid ini adalah makam dari Nabi Yahya A.S, atau bila di golongan Nasrani diketahui menjadi John The Baptist atau Johanes Sang Pembabtis.

Masjid Agung Damaskus pula adalah masjid pertama-tama di dunia ini yang mempunyai tehnologi jam, satu jam matahari bikinan Ala Al-Din Abu Al-Hasan Ali Bin Ibrahim Ibnu Al-Shatir. Tempat masjid ini ada di lokasi jantung kota Damaskus.

masjid-agung-damaskus-_140624113022-534

Sekilas Sejarah Masjid Agung Damaskus

Kota Damaskus diakui penduduk seputar menjadi kota paling tua yang selalu berpenghuni semenjak sebelum masehi. Masjid Agung Damaskus bahkan juga telah ada dalam tempat yang dipandang suci itu saat lebih dari 3,000 tahun lamanya. Bahkan juga 1,000 tahun sebelum masehi, satu bangsa bernama Aram telah bangun satu kuil pemujaan pada Dewa Badai serta Dewa Petir yang dimaksud dengan Hadad.

Lalu, pada awal era pertama masehi, Bangsa Romawi merampas kekuasaan atas tanah ini serta membangun satu kuil Temenus untuk pemujaan Dewa Jupiter diatas puing-puing kuil bangsa Aram yang sudah dijelaskan awal mulanya. Kuil besar itu berupa persegi panjang dengan ukuran 385 x 305 meter dengan 4 menara yang ditempatkan di semua penjurunya. Bagian-bagian kecil dari tembok semenjak awal era pertama masehi masih tetap dipertahankan sampai sekarang, tetapi sejumlah besar kuilnya tidak tersisa.

Selanjutnya, pada penghujung era keempat masehi, Kuil pemujaan Dewa Jupiter itu diruntuhkan serta dibuat satu gereja yang diperuntukkan untuk Johanes Sang Pembabtis (Nabi Yahya A.S). Gereja itu diakui menjadi makam Johanes Sang Pembabtis, serta jadikan tempat ziarah itu jadi tempat yang penting di waktu Bizantium.

Lalu Waktu Kekuasaan Islam sampai ke kota Damaskus pada tahun 14 Hijriyah atau 653 Masehi. Damaskus dikepung oleh beberapa ribu kaum muslim yang di pimpin beberapa pemimpin perang sekaligus juga yakni Khalid Bin Walid dari Gerbang Timur, Amru Bin Ash dari Thomas Gate, Sharbabil dari Orchards Gate, Abu Ubaudah dari Water Through Gate serta Yazid bin Abi Sofyan dari Small Gate. Pengepungan dari keseluruhnya pintu masuk Damaskus itu membuahkan kesuksesan.

Lalu saat kekuasaan Islam telah berkuasa di Damaskus, Umat Islam serta Kristen (yang masih tetap tersisa) setuju untuk membagi tempat beribadah yang telah berdiri jadi dua sisi. Separuh untuk Masjid serta Separuh untuk Gereja. Mereka semua melaksanakan ibadah dengan bersama disatu tempat, tetapi untuk dua agama sekaligus juga. Peribadatan cuma dipisahkan dengan dinding pemisah, sesaat umat islam mengumandangkan adzan, umat kristen membunyikan lonceng, pekerjaan itu berjalan sampai 79 tahun lamanya.

Satu waktu Khalifah Al Walid bin Abdul Malik memandang butuh untuk bangun masjid yang megah untuk kepentingan kaum muslim yang telah melonjak saat itu. Pada akhirnya bangunan yang waktu itu di pakai umat islam serta kristen dengan bersama dibuat lagi jadi masjid, sedang umat kristen diizinkan untuk bangun gereja di Bab Touma (Thomas Gate) serta sekelilingnya. Pembangunan memakan waktu sampai 10 tahun, serta pada akhirnya berdirilah sebuah Masjid Agung Damaskus yang besar sekali serta megah dengan ukuran 150 x 100 meter.

Masjid Agung Damaskus telah alami seringkali perbaikan yang berlangsung pada tahun 1069, 1401, serta yang paling akhir pada tahun 1893 dengan bentuk bangunan yang masih tetap dapat kita lihat kuat sampai sekarang ini.a