Masjid Agung Kota Kediri terletak di Jalan Panglima Besar Soedirman No.160 Kelurahan kampung Dalem Kecamatan Kota Kediri Jawa Timur. Masjid Jami ini menjadi masjid terbesar dan termegah seantero di Kota Kediri.
Sesuai predikat yang di dapatkannya sebagai Masjid Agung atau Jami untuk Kota Kediri, bangunan masjid ini didirikan di depan alun-alun Kota Kediri, tepatnya terletak di timur sungai Brantas. Jika dilihat dari kejauhan, masjid agung ini bisa dilihat dengan ciri khasnya yaitu menara yang tinggi, dengan kubah yang besar dibalut dengan warna hijau seperti pada masjid-masjid besar Turki Usmani.
Arsitektur Masjid Agung Kota Kediri
Masjid Agung Kota Kediri selesai dalam pembangunannya pada tahun 2006 dengan tiga lantai dan memadukan gaya masjid Timur Tengah, tetapi tetap kental dengan desain masjid khas Nusantara. Masjid Jami Kota Kediri juga didukung oleh Ruang Basement atau Ruang Bawah Tanah sebagai fasilitas penempatan tempat berwudhu dan toilet, serta untuk area parkir kendaraan. Lantai dasarnya digunakan sebagai lantai serba guna untuk beberapa acara kegiatan keagamaan. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan di lantai dasar adalah Prosesi Ijab Qobul, Acara Pernikahan, Pengajian, dan acara-acara lainnya yang berhubungan dengan agama islam. Barulah Lantai Dua dan Lantai Tiga digunakan sebagai ruang sholat utama.
Masjid Jami Kota Kediri mempunyai satu bangunan menara yang menjulang tinggi, dan ditempatkan disisi tenggara pada bangunan masjidnya. Sedangkan disisi selatan dibangun sebuah gedung perpustakaan yang dibuka untuk umum setiap harinya. Untuk akses masuk langsung pada area lantai kedua, atau lantai ruang sholat utama disediakan sederetan anak tangga.
Deretan pilar-pilar beton bundar dengan ukuran yang cukup besar dan tinggi mendominasi sisi tampilan luar bangunannya. Jejeran pilar seperit ini biasanya diaplikasikan pada bangunan-bangunan khas Eropa. Ciri khas Masjid Nusantara juga masih terasa dengan Masjid Jami Kota Kediri, bisa dilihat dari atapnya yang berbentuk Joglo bersusun tiga, meskipun memiliki satu kubah dibagian puncaknya.
Keunikan masjid ini bisa dilihat dari atap masjid yang sengaja dirancang “tidak sejajar” satu sama lain, atau menyilang sehingga menghasilkan bentuk atap yang sangat unik. Atap Masjid Jami Kota Kediri ini terlihat seperti Bintang Delapan, mirp seperti Masjid Said Naum di Jakarta Pusat. Filosofi dari atap bersegi delapan ini diambil dari 8 arah mata angin yang berarti Agama Islam memang untuk seluruh penjuru dunia “Rahmatallilalamin”.
Dipuncak tertinggi bangunan atap Masjid ini dilengkapi dengan sebuah kubah yang dibalut dengan warna hijau. Kemudian pilar-pilar tinggi berukuran besar dibuat untuk menopang struktur atap serta kubah masjid nya. Pilar-pilar tersebut mirip dengan bentuk pilar Masjid Agung Pati yang dirancang oleh Prof. Muhammad Nu’man, salah satu arsitektur kondang di Indonesia, dan juga mirip dengan pilar di Masjid The Foundation of Islamic Center of Thailand.
Sentuhan Arsitektur khas Masjid Usmaniyah juga sangat kental di masjid ini, hal ini bisa dilihat dari bentuk tembok bangunannya yang besar dan tinggi dengan jendela kaca berukuran besar di sekelilingnya. Sebuah mimbar kayu dengan ukiran unik juga terdapat pada masjid ini,ukiran yang dibuat berdasarkan kaligrafi dan juga hiasan-hiasan lain seperti ukiran sulur-suluran / tananam khas Indonesia.
Masjid Agung Kota Kediri yang saat ini memang bukanlah bangunan masjid pertama, karena sebelumnya sudah ada Masjid Agung dengan kubah besar tanpa menara yang berdiri sejak abad ke-17.