Skip to content
Home » Artikel Qoobah » Masjid Imam Reza Shrine

Masjid Imam Reza Shrine

Keindahan Imam Reza Shrine

masjid imam reza di iran

Mashhad ialah ibu kota propinsi Khorasan di Timur Utara Iran, 892 km dari Teheran. Kota ini tumbuh dari satu desa kecil bernama Sanabad, hampir 24 km jauhnya dari Tus. Menjadi kota paling besar ke-2 di Iran—dengan lebih dari 2 juta penduduk—Mashhad ‘berutang’ banyak ke Shrine Imam Reza yang sudah berulang-kali dibuat serta dibuat kembali sepanjang sejarahnya.

Lokasi ini diketahui dunia menjadi situs suci pemakaman Ali Ibn Musa al-Ridha, imam ke-8 (pemimpin spiritual) dalam adat Dua Belas Syi’ah. Beliau lebih diketahui dengan nama Persia-nya, “Imam Reza.” Lahir di Madinah pada tahun 765 Masehi, Imam Reza habiskan beberapa tahun hidupnya di Khorasan, lokasi historis yang membentang dari timur laut Iran, Afghanistan Barat, serta Turkmenistan.

Walau tanggal tentu kematiannya masih tetap diperdebatkan, beberapa sumber Syi’ah setuju jika Imam Reza wafat 818 Masehi. Tempat peristirahatan diketahui menjadi “Mashhad” atau “Mashhad al-Ridha” yang bermakna “tempat kemartiran [al-Ridha].”

Arsitektur Masjid Imam Reza Shrine

Tidak lama sesudah kematian Imam Reza, Muslim dari beberapa latar belakang mulai berkunjung ke Mashhad menjadi tempat ziarah, kota ini secara cepat dibangun menjadi pusat spiritual. Keseluruhnya kompleks Shrine suci ini membuat lingkaran konsentris dengan makam Imam Reza menjadi pusatnya; mencakup sembilan halaman (Sahn), dua puluh enam teras (Riwaq), Masjid Gowhar shad.

Kampus, Yayasan, Museum, Perpustakaan, Kantor, Rumah Sakit, Hotel serta kelengkapannya, empat Bast (tempat berlindung). Tiap-tiap sisi dari kompleks-nya dibuat pada saat yang berlainan, sampai membuat satu mozaik dari style arsitektur yang tidak sama tetapi sama. Luasnya saat ini kira-kira sampai 300.000 meter persegi.

Seperti kota tersebut, kompleks Shrine tumbuh dengan setahap dari sekian waktu. Beberapa elit politik berupaya untuk membuat legitimasi mereka dalam tempat ini. mam Reza Shrine bagaimana juga sudah tumbuh dengan relevan sepanjang beratus-ratus tahun.

Dari satu bangunan kecil diatas makam Imam ke-8, jadi satu diantara kompleks keagamaan paling besar di dunia yang membuat beberapa keajaiban seni arsitektur. Bangunannya memang tawarkan tanda-tanda yang kompleks, riwayat dari kota suci serta kekuasaan tercermin dari ruang-ruang fisik kota yang penuh ideologis. Sakral jadi spasial, serta spiritual mesti diartikulasikan lewat tafsir fisik.

Sebab karakter politiknya yang melekat—serta nilai bahan yang dipakai dalam konstruksinya—situs itu sering dihancurkan dan dibuat kembali sebab beralih tangan dari dinasti ke dinasti.