Masjid Jami’ Baeturrahman atau Baiturrahman terletak di Jalan Raya Cairu Pangkalan, Kampung Lamping RT/RW 01/01, Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Masjid Jami’ Baeturrahman ini terletak tepat di pinggir ruas jalan raya Cariu – Pangkalan, sebagai akses jalr dari kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor ke Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang. Atau lebih tepatnya berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Karawang.
Arsitektur Bangunan Masjid Jami’ Baeturrahman
Bangunan Masjid Jami’ Baeturrahman didirikan diatas lahan dengan bentuk tanah tidak rata karena berada di tepian tanjakan jalan raya. Ukuran masjid ini tidak terlalu besar, dengan bangunan utama dan beberapa teras di tiga sisinya. Tempat Wudhu dan toiletnya tidak menyatu dengan bangunan utama, dan diletakkan dibagian samping masjid.
Untuk tempat wudhu dan toilet dibangun diatas tanah yang lebih rendah daripada tanah untuk bangunan utamanya, sehingga diberikan beberapa anak tangga sebagai aksesnya. Para jamaah harus menuruni anak tangga tersebut dari halaman depan masjid. Ukuran keseluruhan bangunan Masjid Jami’ Baeturrahman memang tidak dibuat terlalu besar, mengingat jumlah penduduk disana belum terlalu besar.
Jika kita melewati jalan raya Cairu Pangkalan, kita dapat melihat plakat di pinggir jalan atau di sebelah utara masjid yang bertuliskan “Masjid Jami BAETURRAHMAN” beserta dengan alamat lengkapnya. Bangunan masjid ini dibatasi dengan pagar dari batu bata berwarna biru dan hijau, dengan pagar besi di sekelilingnya.
Bangunan masjidnya tergolong menjadi bangunan lawas, dengan atap limas, namun tidak terdiri dari beberapa susun. Atap tersebut didirikan diatas bangunan cor atap masjid, sehinga lebih terkesan hanya sebagai bangunan tambahan saja. Kemungkinan besar, bentuk bangunan seperti ini dimaksudkan jikalau ada renovasi penambahan lantai, tidak perlu repot-repot untuk membuat atap cor lagi.
Diatas atapnya diletakkan sebuah kubah metal kecil berwarna perak dengan ornamen berlafadzkan “Allah” diagian puncaknya. Kemudian, ada semacam cerukan dibagian pondasi masjid, kemungkinan untuk meratakan tanah berdirinya bangunan utamanya.
Beberapa tiang berwarna pink berdiri kokoh untuk menyangga struktur atapnya. Kemudian pada bagian lantai dilapisi dengan keramik berwarna putih. Areal parkir dan halaman untuk masjid ini tergolong unik, karena tanahnya lebih tinggi dari lantai masjid itu sendiri.
Sebelum masuk kebagian dalam masjid, kita dapat menemukan satu pintu masuk dibagian timur, dan beberapa jendela persegi panjang dibeberapa sisinya. Kemudian, ruang utama di masjid ini terbilang sangat teduh dan adem, karena selain atapnya dilapisi dengan cor, atap sekunder berupa limas dan beratap genteng juga turut menghalangi panasnya terik matahari.
Didalam ruang utama masjid ini sangat terasa dengan kesederhanaan, bahkan tidak banyak ornamen yang bisa kita temukan di dalamnya. Hanya kebersihan ruangan yang selalu terjaga setiap waktu, sehingga para jamaah menjadi lebih betah berlama-lama didalam ruangan.
Bagian mimbar dibentuk sebuah ruangan sederhana, dengan 1 mimbar berbentuk podium sederhana yang diletakkan didalam mihrab. Untuk ornamen yang dapat kita temukan hanyalah kaligrafi lafadz “Allah” dan “Muhammad” yang diletakkan dibagian sisi kanan dan kiri dinding bagian depan. Selain itu, tidak ada ornamen lain yang diletakkan di bagian tembok berwarna kekuningan ini. Hanya 1 jam digital masjid yang dipasang di bagian depan yang memiliki fungsi penunjuk waktu dan tarikh hijriyah dan masehi.
Sebagai tambahan penyejuk udara, diberikan beberapa kipas angin dibeberapa sudutnya, kemudian beberapa kpas dinding yang diletakkan tepat ditengah-tengah ruang sholatnya.