Masjid Jami’ Nanga Pinoh
Keberadaan sebuah masjid biasanya menjadi salah satu kebanggaan bagi warganya sendiri. Disamping merupakan sebagai tempat beribadah, bangunan masjid tersebut biasanya digunakan sebagai kegiatan keagamaan lainnya. Salah satunya adalah sebuah bangunan masjid yang berada di Kalimantan Barat tepatnya di Kampung Liang, Desa Tekelak Kecamatan Pinoh Utara Kabupaten Melawi Kalimantan Barat. Masjid tersebut bernama masjid Jami’ Nanga Pinoh.
Masjid Jami’ Nanga Pinoh merupakan masjid yang sudah berusia lama karena sudah ada berdiri sejak lebih dari satu abad. Masjid ini juga merupakan bangunan masjid tertua yang berada di Kabupaten Melawi. Selain termasuk masjid yang sudah tua, masjid Jami’ Nanga Pinoh juga merupakan salah satu situs sejarah penting yang dimiliki oleh Kabupaten Melawi. Hal tersebut mengingat letak serta sejarah masjid tersebut terkait dengan perwakilan kerajaan Sintang yang berkuasa pada masa itu. Di Kampung Liang yang merupakan tempat masjid berdiri terdapat sejumlah situs sejarah yang terkenal seorang tokoh pahlawan Nasional asli Melawi yang bernama Raden Tumenggung Setia Pahlawan.
Masjid Jami’ tersebut juga merupakan masjid tertua yang berada di Kabupaten Melawi dan memiliki penyebaran serta peradaban Islam yang hingga sekarang pun masih dipertahankan. Maka tak heran masjid ini sangat dikagumi dan juga dirawat sebaik mungkin hingga saat ini karena memang memiliki nilainya tersendiri yang dimiliki masjid tersebut. Jika pengunjung atau jamaah yang berasal dari wilayah lain ingin mengunjungi masjid ini, maka mereka harus menyebrang dengan menggunakan jasa penyebrangan perahu juga dimanfaatkan oleh warga setempat.
Riwayat Pembangunan Masjid Jami Nanga Pinoh
Menurut dokumen disebutkan bahwa pembangunan masjid Jami’ Nanga Pinoh dimulai pada tahun 1888 silam. Pada saat itu masjid tersebut didirikan di Kampung Liang dan di Desa Tekelak yang saat ini masuk ke Kecamatan Pinoh Utara. Namun letaknya saat ini bukan lokasi pada saat pertama didirikan pertama kali. Pada awalnya bangunan masjid tersebut masih terlihat cukup sederhana dengan mengunakan satu menara kubah yang terletak di bagian pintu masuk Masjid Jami’.
Perlu diketahui bahwa masjid Jami’ ini pernah mengalami tiga kali perpindahan lokasi. Kemudian ketika kurang lebih setelah 50 tahun didirikan, kondisi dari masjid tersebut mengalami kerusakan yang cukup berat serta kondisinya tidak dapat diperbaiki kembali. Ditambah dengan lokasi masjid yang kian hari semakin sempit karena ditempat tersebut terdapat perumahan masyarakat yang semakin hari semakin padat dan semakin tidak tertata.
Kemudian pada tahun 1972, masjid Jami’ Nanga Pinoh dilakukan renovasi masjid karena memang pada bagian masjid tersebut mengalami beberapa kerusakan yang parah. Bahkan yang lebih parah lagi yaitu pada bagian pondasi bawah masjid serta tiang-tiang masjid tersebut sudah tidak dapat difungsikan kembali secara baik. Lalu para pemuka agama dan tokoh masyarakat yang dipimpin oleh H Asper SE yang pada saat itu beliau menjabat sebagai Kepala BPD Cabang Kalimantan Barat.
Dari hasil renovasi masjid tersebut menghasilkan bangunan masjid yang menarik dengan bahan yang baru. Pada bagian lantainya sudah diganti dengan beton. Lalu pada tahun 1993 masjid tersebut mendapatkan bantuan dari masyarakat yaitu berupa triplek, paku, kayu dan juga semen. Kayu dan triplek tersebut digunakan untuk sebagai dek masjid serta merehab menara kubah masjid. Hingga sekarang pun masih terdapat peninggalan sejak dahulu yaitu berupa mimbar khatib dan juga beduk. Mimbar tersebut masih terlihat kokoh dan masih difungsikan oleh khatib pada saat pelaksanaan ibadah shalat Jum’at.