Masjid Raya Al Kasiah
Masjid Raya Al-Kasiah Sebelumnya Adalah Masjid Keluarga. Masjid Raya Al-Kasiah ini terletak di Jalan Raya Klari, Desa Klari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Sebelumnya, Masjid Al-Kasiah ini merupakan sebuah masjid keluarga, yang didirikan oleh keluarga keturunan S. Wongsoredjo. Pembangunan pertama kali digagas oleh Alm. Soekandar Wigjnosoebroto yang merupakan putra sulung dari S. Wongsoredjo.
Namun, pembangunan masjid ini kemudian dilakukan oleh Alm. Drs. Moh Sisman karena kakaknya telah wafat sebelum memulai pengerjaan masjid ini. Beliau merupakan putra bungsu dari S. Wongsoredjo.
Bapak S. Wongsoredjo sendiri wafat pada tahun 1948, dan sebelumnya merupakan kepala stasiun Kereta Api Klari. Sedangkan untuk penamaan masjid ini diambil dari nama Ibu putra putri S. Wongsoredjo yang itu “Kasiah”, nama tersebut juga sering disebutkan didalam ayat suci Al-Qur’an, sehingga pemberian nama menjadi lebih baik.
Jika kita melihat sebuah prasasti pembangunan masjid yang diletakkan di tembok bagian depan, dapat diketahui bahwa bangunan Masjid Raya Al-Kasiah diresmikan pertama kali pada tanggal 20 September 1998. Diresmikan oleh Putra Bungsu dari S. Wongsoredjo, Drs. H. Mohammad Sisman.
Pembangunan ini juga dimaksudkan agar bangunan Masjid Agung Al-Kasiah dapat menjadi sebuah amal jariyah bagi keluarga S. Wongsoredjo, dan kelak akan menjadi sumber kebaikan secara terus menerus selama bangunan tersebut masih tetap dimanfaatkan untuk kebaikan.
Arsitektur Bangunan Masjid Raya Al-Kasiah
Bangunan Masjid Raya Al-Kasiah ini memang dibangun dengan cukup mengesankan. Yaitu dengan mengadopsi Arsitektur yang unik, pada beberapa bagian terbuat dari kayu, namun pada beberapa bagian bangunan lainnya juga terbuat dari beton.
Kita tidak boleh heran dengan Arsitektur yang begitu indah tersebut karena Arsitektur bangunnnya mirip seperti Masjid Putra Jaya Malaysia yang terkenaal dengan julukan “Masjid Besi” dengan seluruh bagiannya terbuat dari besi. Sehingga, Masjid Agung Al-Kasiah ini dapat dijuluki pula dengan “Masjid Besi Karawang” karena struktur bangunannya secara mayoritas juga terbuat dari besi yang kemudian dirancang dengan sangat indah.
Bangunan utama Masjid Raya Al-Kasiah menggunakan besi baja di strukturnya, mulai dari tiang hingga kerangka atapnya, sehingga jika kita lihat dari dalam ruangan akan terlihat penataan besi yang sangat rapi diseluruh bangunan atapnya.
Dari luar pun, akan terlihat dengan sangat jelas bahwa struktur besi baja yang dirancang dengan sangat rapi menambah keindahan masjid ini. Bangunan Masjid Agung Al-Kasiah ini menjadi sangat menarik karena meskipun memakai struktur besi diseluruh bagian bangunannya, namun tetap dengan seni Arsitektur khas indonesia yang berasal dari masa-masa kejayaan Majapahit, namun dengan bahan baku yang berbeda saja.
Tentu saja karena menganut arsitektur tradisional, masjid ini dibangun dengan struktur atap masjid limasan bersusun. Atap yang dimiliki oleh Masjid Agung Al-Kasiah ini disusun rapi menjadi tiga tingkatan. Susunan 3 tingkat seperti ini menandakan pedoman hidup umat muslim yang harus selalu dipegang teguh (islam, iman, dan ihsan).
Karena hampir keseluruhan bangunannya terbuat dari besi baja, maka implementasi kaca pada bagian dinding menjadi mungkin dilakukan. Hal inilah yang kemudian membuat masjid ini semakin unik, yaitu kita tidak akan melihat banyak tembok sebagai penopang struktur atapnya, namun kita akan melihat struktur kaca di bagian dindingnya.
Tentu saja rancangan seperti ini dapat membuat sirkulasi udara menjadi lebih bebas. Hampir keseluruhan dindingnya hanya merupakan struktur besi baja dan kaca, kecuali pada bagian mihrabnya. Pada bagian depan (mihrab) dibuat beberapa meter dinding dari beton yang pucuknya dibentuk segitiga. Mimbar yang dimiliki masjid ini lumayan sederhana, hanya berbentuk podium kecil, dan ditempatkan di dalam mihrabnya.