Skip to content
Home » Artikel Qoobah » Masjid Telok Manok – Produsen Kubah Masjid

Masjid Telok Manok – Produsen Kubah Masjid

Riwayat Masjid Telok Manok

Masjid Telok Manok – Bangunan ini usai dibuat tahun 1768 di penghujung waktu kekuasaan Kesultanan Patani. Siapa pembangunnya masih tetap memerlukan riset selanjutnya mengingat beberapa periset belum bisa pastikan apa Al-Hussein atau Wadi Al-Hussein atau Wan Hussein Az-Sanawi adalah pembangun pertama masjid ini di era ke 18 atau beliau yang merenovasi di tahun 1960-an.

Akan tetapi kesahihan riwayat jika Al-Hussein As-Sanawi ialah ulama terpenting di serta mempunyai konstribusi dalam penyeberan Islam dari sana telah keduanya sama disetujui beberapa sejarawan. Figur Al-Huseiun Al-Sanawi ini dijelaskan sempat juga mengembara di beberapa pulau di Nusantara termasuk juga beberapa tempat di Pulau Jawa sampai ke pulau Lombok sampai ke Negeri Campa (sekarang Vietnam) sebelum lalu tinggal di lokasi yang sekarang dimaksud Telok Manok di lokasi Patani Raya, Thailand.

Tidak jauh dari masjid ini membentang sebatang sungai membelah desa Telok Manok sebagai sumber air bersih penting pada eranya untuk jemaah berwudhu. Diseberang batang sungai ini membentang pemakaman Islam yang telah sama tuanya dengan bangunan masjid ini. Walau telah berumur beberapa ratus tahun, sampai sekarang Masjid Telok Manok masih tetap berperan dengan baik serta jadi satu diantaranya tempat wisata rohani andalan daerah itu.

Arsitektural Masjid Telok Manok

Style arsitektural masjid ini adalah kombinasi pada style arsitektur Thai, Melayu serta China, untuk masuk ke masjid mesti melalui jalan naik yang sempit mengarah masjid. Bangunan penting masjidnya terbagi dalam dua bangunan yang dipadukan jadi satu.

Keseluruhnya bangunnya adalah bangunan rumah panggung seperti rumah rumah tradisionil melayu. Rumah panggun dibuat tidak hanya untuk hindari binatang buas pula untuk menghadapi iklim lembab lokasi ditempat.

Pembangunan masjid ini serupa dengan pembangunan rumah rumah kayu di tanah jawa yang tidak memakai paku besi. Keseluruhnya susunan kayu bangunannya dikumpulkan dengan skema interloking keduanya. Beberapa ukiran menghiasi masjidi ini dengan motif tumbuh tumbuhan seperti ukiran daun serta sulur sulurm ukiran bunga dan ukiran ukiran dengan sentuhan budaya Cina.

Ukiran kerawang hiasi daun jendela masjid ini, jendela kayu yang begitu menarik serta kreatif dalam membuatnya seperti keseluruhnya susunan bangunannya. Ukiran ciri khas pula menyentuh kayu kayu penopang atap masjid sampai ke sisi bagian ujung ujung penopang atap.

Sebelumnya bangunan masjid ini memakai atap daun palm, tetapi lalu ditukar dengan atap genteng bikinan lokal dalalam style Patani. Bentuk atap masjid ini memang tidak umum, walau dibuat berbentuk atap bersusun dua tetapi atap sangat atasnya itu dibuat di atas susunan yang disebut miror dari struk atap dibawahnya. Di atap masjid bagian depannya dibuat satu menara kecil tempat muazin mengumandangkan azan, satu menara kecil yang diperlengkapi jendela di ke empat sisinya.