Rukun dan Syarat Puasa Ramadhan – Menurut keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), tanggal 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Selasa, 11 Maret 2024 M. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan hal tersebut, pelaksanaan puasa wajib dilakukan sesuai dengan rukun dan syarat puasa ramadhan.
Menjalankan puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap individu Muslim. Untuk memastikan ibadahnya sah dan diterima oleh Allah Swt., seorang Muslim harus mematuhi dengan seksama rukun dan syarat puasa Ramadhan. Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama Online dan sumber lainnya, berikut syarat dan rukun dari ibadah puasa.
Syarat Puasa Ramadhan

Penting untuk memahami rukun dan syarat puasa Ramadhan agar ibadah kita menjadi sah. Berikut adalah syarat-syarat untuk berpuasa yang harus dipenuhi oleh umat Islam.
Memeluk Agama Islam
Memeluk Agama Islam merupakan syarat utama untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Ini berarti seseorang harus secara resmi mengakui dan menerima ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya. Lebih dari sekadar mengikuti tradisi keluarga atau budaya, memeluk Islam berarti seseorang memahami dan meyakini ajaran-ajaran agama ini. Ini mencakup keyakinan pada keesaan Allah, kebenaran kitab suci Al-Quran, mengakui Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir Allah, serta mempercayai ajaran dan prinsip-prinsip Islam secara menyeluruh.
Memeluk Islam tidak hanya merupakan tindakan formal, tetapi juga komitmen yang mendalam terhadap keyakinan dan praktik keagamaan. Sebagai konsekuensinya, seseorang yang telah memeluk Islam diharapkan untuk menjalankan semua kewajiban agama yang diatur, termasuk puasa Ramadhan, sebagai bagian dari pengamalan iman mereka.
Baca Juga : Menemukan Kemuliaan dalam Bulan Ramadhan
Kesehatan Jasmani dan Rohani
Kesehatan jasmani dan rohani adalah syarat penting dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Kesehatan jasmani mengacu pada kondisi fisik seseorang, di mana mereka harus bebas dari penyakit atau kondisi yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menahan diri dari makan dan minum selama periode puasa. Ini mencakup tidak hanya ketidakmampuan fisik, tetapi juga kesehatan organ tubuh yang cukup untuk menopang puasa tanpa risiko kesehatan yang serius.
Selain itu, kesehatan rohani juga diperlukan untuk menjalankan puasa dengan baik. Kesehatan rohani mencakup kestabilan emosional, ketenangan batin, dan kekuatan spiritual yang memungkinkan seseorang untuk menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan ketakwaan. Hal ini termasuk menghindari perilaku yang merusak spiritualitas, seperti marah, iri hati, atau prasangka buruk, dan menggantikannya dengan sikap yang penuh kasih, sabar, dan pengampunan.
Jadi, kesehatan jasmani dan rohani adalah dua aspek yang saling terkait dan penting untuk memastikan bahwa seseorang dapat menjalankan puasa Ramadhan dengan benar dan mendapatkan manfaat spiritualnya. Dengan menjaga kedua aspek ini dalam kondisi yang baik, seseorang dapat meraih pengalaman puasa yang bermakna dan mendalam serta mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Dewasa atau Balig
Dewasa atau balig adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menjalankan puasa Ramadhan. Istilah “balig” merujuk pada tahap perkembangan seseorang di mana mereka mencapai kematangan fisik dan psikologis, khususnya masa pubertas. Seorang individu dianggap telah mencapai usia balig ketika mereka mengalami perubahan fisik yang menandai kedewasaan seksual, seperti menstruasi pada perempuan atau mimpi basah pada laki-laki.
Usia balig adalah titik di mana seseorang dianggap telah cukup dewasa untuk menanggung tanggung jawab keagamaan, termasuk menjalankan puasa Ramadhan. Ini berarti bahwa anak-anak yang belum mencapai usia balig tidak diwajibkan untuk berpuasa, meskipun mereka dapat diajari tentang pentingnya puasa dan diperkenalkan dengan praktik-praktik keagamaan secara bertahap.
Dengan mencapai usia balig, seseorang dianggap telah memasuki fase kehidupan di mana mereka memiliki pemahaman yang lebih matang tentang agama dan kewajiban-kewajiban mereka sebagai seorang Muslim. Oleh karena itu, dewasa atau balig adalah syarat penting yang harus dipenuhi untuk menjalankan puasa Ramadhan dengan benar sesuai dengan ajaran agama Islam.
Berakal Sehat
Berakal sehat merupakan syarat yang penting dalam menjalankan puasa Ramadhan. Berakal sehat mencakup kemampuan seseorang untuk memahami, menilai, dan mengambil keputusan secara bijaksana dalam menjalani ibadah tersebut. Seseorang yang memiliki akal yang sehat mampu memahami makna dan tujuan dari puasa Ramadhan serta mampu menjalankannya dengan penuh kesadaran dan kepatuhan.
Dalam konteks puasa Ramadhan, Berakal sehat juga mencakup kemampuan untuk mengatur pola makan dan aktivitas sehari-hari dengan bijaksana selama periode puasa. Ini termasuk pemahaman tentang kapan waktu yang tepat untuk sahur dan berbuka, bagaimana menjaga kadar energi tubuh tetap stabil, dan bagaimana mengelola kesehatan secara keseluruhan selama bulan suci ini.
Selain itu, Berakal sehat juga melibatkan kemampuan untuk memahami dan menghargai nilai-nilai spiritual dalam puasa Ramadhan, seperti kesabaran, pengendalian diri, dan rasa syukur. Seseorang yang memiliki akal sehat yang baik akan mampu mengambil manfaat spiritual yang dalam dari ibadah puasa ini dan memperdalam hubungannya dengan Allah SWT.
Dengan demikian, Berakal sehat merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan puasa Ramadhan dengan benar dan bermakna. Dengan memiliki akal yang sehat, seseorang dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat spiritual yang lebih besar dari pengalaman tersebut.
Baca Juga : Kegiatan Yang Dilakukan Bulan Ramadhan di Indonesia
Rukun puasa Ramadhan

Setelah memenuhi syarat yang diperlukan, seorang muslim juga harus mengikuti rukun puasa Ramadhan. Rukun berpuasa Ramadhan ada dua, yakni:
Niat Melaksanakan Ibadah Puasa
Langkah pertama dalam menjalankan ibadah puasa adalah membaca niat sebagai tanda bahwa Anda akan menjalankannya dengan sungguh-sungguh. Niat ini dapat dibaca setiap malam di bulan Ramadhan dengan bunyi sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma ghadin ‘an adai fardhi syahri romadhana hadzihissaanati lillahi ta’ala.”
Artinya: “Aku berniat puasa besok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”
Baca Juga : Amalan Bulan Ramadhan – Keajaiban Dzikir dan Doa Di Bulan Suci
Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan Puasa
Selanjutnya, agar puasa dianggap sah, Anda harus menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkannya mulai dari matahari terbit hingga terbenam.
Hal-hal yang dapat membatalkan puasa termasuk makan, minum, keluarnya air mani secara disengaja, muntah dengan sengaja, haid, nifas, dan keluar dari Islam.
Demikian adalah rukun dan syarat puasa Ramadhan yang bisa kamu ikuti. Semoga bermanfaat.