Di Indonesia, keberagaman masjid tidak hanya mencerminkan kekayaan spiritual, tetapi juga keunikan arsitektur dan nilai sejarah. Dari Masjid Istiqlal di Jakarta sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, Masjid Baiturrahman Aceh yang bertahan dari tsunami, hingga Masjid Kubah Emas (Dian Al Mahri) di Depok, setiap masjid memiliki cerita tersendiri.
Kini, di Lamongan, Jawa Timur, hadir Masjid Namira, sebuah mahakarya yang menghadirkan nuansa Timur Tengah dengan sentuhan modern.
Masjid Namira Lamongan: Arsitektur Megah Bernuansa Tanah Suci
Terletak di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Masjid Namira menjadi salah satu masjid terbesar di Lamongan yang cocok untuk dijadikan sebagai destinasi religi yang wajib dikunjungi. Dibangun pada 2013, masjid ini langsung menarik perhatian karena desainnya yang minimalis namun megah, terinspirasi langsung dari masjid-masjid di Timur Tengah.
Dari luar, pengunjung akan terkagum oleh kubah masjid emasnya yang berkilau, halaman parkir luas, dan taman asri yang menyejukkan.
Berikut ini adalah beberapa fasilitas dan keunikan interior dari Masjid megah ini:
- Kiswah Autentik dari Masjidil Haram.
Salah satu daya tarik utama adalah kiswah (kain penutup Ka’bah) berukuran besar yang dipajang di dekat mihrab. Kiswah ini didatangkan langsung dari Mekkah dan dilindungi kaca tembus pandang. Beberapa kiswah berukuran kecil juga menghiasi dinding masjid, menambah kesan sakral. - Aroma Mistik Tanah Suci.
Pengunjung akan langsung disambut aroma khas bukhoor (wewangian Arab) yang biasa digunakan di Masjidil Haram. Aroma ini sengaja dihadirkan untuk menciptakan suasana ibadah layaknya di Tanah Suci. - Karpet Empuk dan Fasilitas Inklusif.
Lantai masjid dilapisi karpet tebal dan empuk, mirip dengan yang ada di Raudhah Madinah. Fasilitas inklusif seperti kursi roda dan tempat duduk khusus disediakan untuk jamaah lanjut usia atau penyandang disabilitas. - Tempat Wudhu Bernuansa Modern.
Area wudhu dirancang dengan sistem air mengalir dan keran otomatis, mengadopsi teknologi dari masjid-masjid di Arab Saudi. Tempat ini juga dilengkapi pendingin udara untuk kenyamanan jamaah.
Sejarah Pembangunan Masjid Namira Lamongan

Pembangunan Masjid Namira dimulai pada 2013 dengan luas awal 1 hektar dan kapasitas 500 jamaah. Nama “Namira” diambil dari Masjid Nimrah di Padang Arafah, Arab Saudi, tempat Rasulullah SAW menyampaikan khutbah terakhir.
Tujuannya adalah membawa atmosfer spiritual Tanah Suci ke Lamongan, terutama bagi masyarakat yang belum berkesempatan umrah atau haji.
Pada 2017, masjid ini mengalami perluasan hingga 2,7 hektar dengan kapasitas 2.500 jamaah. Kubah emas setinggi 15 meter menjadi ikon baru, sementara interior diperkaya dengan kaligrafi ayat Al-Qur’an dan lampu gantung kristal.
Biaya perawatan mencapai Rp200 juta per bulan, termasuk listrik, pemeliharaan kiswah, dan gaji 6 imam hafizh yang berpengalaman.
Pengalaman Berkunjung ke Masjid Namira

Spot Foto Instagramable
Masjid ini kerap dijadikan lokasi prewedding atau fotografi karena desainnya yang instagramable. Beberapa spot favorit:
- Kubah Emas dengan latar langit biru.
- Menara Masjid setinggi 30 meter yang dihiasi ornamen geometris.
- Taman Asri dengan air mancur dan gazebo.
Kegiatan Religi dan Sosial
- Pesantren Kilat Ramadhan: Program edukasi untuk anak-anak selama bulan puasa.
- Pengajian Bulanan: Menghadirkan ustadz ternama seperti KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym).
- Buka Puasa Bersama: Gratis untuk masyarakat umum setiap akhir pekan di Ramadhan.
BACA JUGA: Masjid Nurani Kranji Bekasi: Sejarah, Fasilitas, hingga Kegiatannya
Alamat Masjid Namira Lamongan
Lokasi Masjid Namira terletak di Jalan Raya Tikung-Babat KM 3, Lamongan. Dari pusat kota Lamongan, perjalanan memakan waktu 20 menit menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum (angkot) jurusan Tikung.
Tiket masuk gratis, dengan parkir luas yang mampu menampung 200 mobil dan 500 motor.
Jam Operasional Masjid Namira:
- Senin–Minggu: 24 jam (terbuka untuk ibadah dan kunjungan umum).
- Waktu Terbaik Berkunjung: Pagi hari (06.00–09.00 WIB) atau sore (15.00–17.30 WIB) untuk menghindari panas terik.
Tips Berkunjung ke Masjid Namira
- Bawa Perlengkapan Salat: Meski disediakan, membawa sajadah pribadi lebih higienis.
- Hindari Keramaian: Kunjungi di hari kerja untuk bekeliling lebih nyaman.
- Patuhi Aturan Berpakaian: Pengunjung disarankan mengenakan pakaian sopan dan menutup aurat.
Kehadiran Masjid Namira telah meningkatkan pariwisata religi di Lamongan. Menurut Badan Pusat Statistik Lamongan, kunjungan wisatawan ke masjid ini meningkat 40% per tahun, mendorong pertumbuhan UMKM sekitar seperti penjual oleh-oleh dan kuliner khas Lamongan.
Masjid Namira Lamongan bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol harmoni antara tradisi Islam dan modernitas. Dengan fasilitas lengkap, arsitektur memukau, dan nilai sejarahnya, masjid ini layak masuk daftar “wisata wajib” di Jawa Timur.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, walau sekecil sarang burung, Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga.” (HR. Ibnu Majah).