Skip to content
Qoobah » Artikel Qoobah » Takmir Masjid Istiqlal Jakarta: Sejarah Pembentukan, Struktur, dan Kegiatannya

Takmir Masjid Istiqlal Jakarta: Sejarah Pembentukan, Struktur, dan Kegiatannya

Masjid Istiqlal, sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara, tidak hanya menjadi simbol kemegahan arsitektur Islam di Indonesia, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan sosial.

Pengelolaan masjid ini berada di bawah Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), yang memiliki peran krusial dalam memastikan operasional dan pelayanan masjid berjalan optimal.

Sejarah dan Pembentukan Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, gagasan untuk membangun sebuah masjid nasional muncul dari Menteri Agama pertama, Wahid Hasyim, dan Anwar Cokroaminoto. Gagasan ini diwujudkan dengan pendirian Masjid Istiqlal yang diresmikan pada tahun 1978.

Untuk mengelola masjid ini, dibentuklah BPMI yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 64 Tahun 2019, BPMI memiliki tugas utama dalam pengelolaan dan pemeliharaan Masjid Istiqlal sebagai masjid negara.

Struktur Organisasi BPMI dan Peran Takmir

Struktur organisasi BPMI terdiri dari beberapa posisi kunci, antara lain Ketua BPMI yang dijabat oleh Menteri Agama, Ketua Harian BPMI, dan Imam Besar Masjid Istiqlal.

Salah satu tokoh penting dalam struktur ini adalah Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., yang menjabat sebagai Imam Besar sekaligus Ketua Harian BPMI. Selain itu, terdapat juga posisi Ketua Bidang Takmir yang memiliki peran sentral dalam pengelolaan kegiatan keagamaan dan operasional harian masjid.

Takmir Masjid Istiqlal bertanggung jawab atas berbagai aspek, termasuk penyelenggaraan ibadah rutin, pengajian, pendidikan, serta koordinasi acara keagamaan lainnya. Mereka memastikan bahwa semua kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan syariat Islam.

Selain itu, takmir juga berperan dalam menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan.

Struktur organisasi BPMI periode 2024-2028 terdiri dari:

  • Ketua Badan Pengelola: Menteri Agama Republik Indonesia
  • Sekretariat: Sekretaris Jenderal Kementerian Agama
  • Ketua Harian: K.H. Prof Dr. Nasaruddin Umar, M.A.
  • Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan: K.H. Bukhori Sail Al-Tahiri, Lc., M.A.
  • Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan: Dr. Mulawarman Hannase, Lc., M.A.
  • Kepala Bidang Riayah: Komisaris Besar Polisi Purnawirawan Drs. K.H. Zaenuri Anwar, M.A.
  • Kepala Bidang Sosial dan Pemberdayaan Umat: Dr. Abu Huraerah Abdul Salam, Lc., M.A
  • Kepala Sekretariat: Dr. Neneng Euis Fatimah, M.Si

Takmir Masjid Istiqlal bertanggung jawab atas berbagai aspek, termasuk penyelenggaraan ibadah rutin, pengajian, pendidikan, serta koordinasi acara keagamaan lainnya. Mereka memastikan bahwa semua kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan syariat Islam.

BACA JUGA: Syarat Menjadi Takmir Masjid, Ketahui 8 Hal ini!

Program Pendidikan dan Pelatihan di Masjid Istiqlal

Salah satu fokus utama takmir adalah peningkatan kualitas sumber daya umat melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan. Masjid Istiqlal memiliki lembaga khusus yang menangani hal ini, yaitu Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal.

Lembaga ini menawarkan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keislaman dan keterampilan masyarakat, seperti kursus bahasa Arab, pelatihan imam dan khatib, serta seminar keagamaan.

Program-program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama yang berkualitas. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan lahir generasi yang memiliki pemahaman Islam yang mendalam dan mampu berkontribusi positif bagi komunitasnya.

Takmir Masjid Istiqlal terus berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang relevan dengan perkembangan zaman.

Kegiatan Sosial dan Keagamaan di Masjid Istiqlal

Selain fokus pada pendidikan, takmir juga menginisiasi berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Masjid Istiqlal sering menjadi tuan rumah acara-acara besar, seperti peringatan hari-hari besar Islam, seminar internasional, dan dialog antaragama.

Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh umat Islam, tetapi juga oleh pemeluk agama lain, mencerminkan semangat toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia.

Takmir juga aktif dalam program-program sosial, seperti pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu, layanan kesehatan gratis, dan kegiatan donor darah.

Melalui berbagai inisiatif ini, Masjid Istiqlal berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan simbol kepedulian sosial.

Tantangan dan Klarifikasi Isu Terkini

Dalam menjalankan tugasnya, takmir Masjid Istiqlal tidak lepas dari berbagai tantangan, termasuk isu-isu yang beredar di masyarakat. Salah satu contohnya adalah kabar mengenai undangan kepada lembaga pro-Israel untuk mengisi seminar di Masjid Istiqlal.

Ketua Takmir, KH. Adnan Harahap, dengan tegas menyatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui informasi tersebut dan memastikan bahwa acara tersebut tidak pernah direncanakan.

Klarifikasi semacam ini penting untuk menjaga reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap Masjid Istiqlal. Takmir selalu berkomitmen untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan sejalan dengan nilai-nilai Islam dan kepentingan umat.


Peran takmir Masjid Istiqlal sangat vital dalam menjaga fungsi dan keberlanjutan masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, dan kegiatan sosial.

Dengan struktur organisasi yang solid dan program-program yang relevan, takmir memastikan bahwa Masjid Istiqlal terus berkontribusi positif bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Konten dilindungi