Skip to content
Home » Artikel Qoobah » Tata Cara dan Urutan Ibadah Umroh

Tata Cara dan Urutan Ibadah Umroh

Berdasarkan pengertiannya “umroh” artinya berkunjung atau mendatangi (ziyaroh) sedangkan menurut syara umroh artinya berkunjung ke Baittullah (Ka’bah) dengan tata cara atau urutan ibadah umroh yang sudah ada aturannya. Umroh sering juga disebut ibadah haji kecil.

Perbedaan Ibadah Umroh dan Ibadah Haji

  1. Waktu pelaksanaan ibadah umroh bisa kapan saja (hari, bulan dan tahun bisa kapanpun), sedangkan ibadah haji dilakukan pada waktu tertentu.
  2. Ibadah umroh dilakukan hanya di Mekkah, sedangkan untuk pelaksanaan ibadah haji dilakukan sampai ke luar Mekkah.

Diantara kaum ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum ibadah umroh. Madzhab Malikiyah dan Hanafiyah berpendapat bahwa ibadah umroh adalah ibadah yang masuk ke dalam ibadah sunnah muakkad. Berbeda dengan pendapat Imam Syafie dan Imam Ahmad yang berpendapat bahwa hukum menjalankan ibadah umroh bagi umat muslim adalah wajib.

Perbedaan pendapat tersebut karena adanya perbedaan pemahaman mengenai kalimat yang diwahyukan oleh Allah pada surat Al-Baqorah ayat 196 “Waatimmul hajja wal umrata lillah,” yang artinya “Sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah.”

Hukum-hukum Melaksanakan Umroh

  1. Umroh yang waktunya bersamaan dengan ibadah haji hukumnya adalah wajib.
  2. Ada dua pendapat mengenai umroh yang dilakukan pertama kali dan waktunya tidak bersamaan dengan ibadah haji, yang pertama menurut Madzhab Syafi’i dan Ahmad hukumnya wajid sedangkan menurut Madzhab Maliki dan Hanifi hukumnya sunnah.
  3. Jika umroh dilakukan sebanyak dua kali atau lebih hukumnya sunnah.
  4. Umroh yang dilakukan karena Nadzar hukumnya adalah wajib.

Urutan Ibadah Umroh

Dalam menjalankan ibadah umroh haruslah sesuai urutan ibadah umroh yang telah ditetapkan. Urutan-urutan dalam ibadah umroh disebut juga sebagai rukun umroh. Berikut adalah tata cara dan urutan ibadah umroh yang harus dilakukan pada waktu umroh beserta keterangannya :

  1. Jika akan melaksanakan ibadah umroh yang pertama kali harus dilakukan dan dianjurkan adalah mempersiapkan diri sebelum ihram yaitu dengan mandi besar (junub).
  2. Memakai pakaian ihram. Untuk pria pakaian ihram terdiri dari dua kain, kain pertama dijadikan sarung dan yang satunya dijadikan selendang. Sedangkan untuk perempuan memakai pakaian apa saja asalkan menutupi aurat, tidak menggunakan cadar, sarung tangan, perhiasan dan tidak boleh memakai wangi-wangian.
  3. Mengucapkan niat umroh dalam hati. Adapun niat umroh adalah: “Labbaika allahumma umrotan,” artinya: “Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah dengan menunaikan umroh”.

    Kemudian untuk laki-laki bertalbiyah dengan suara yang dikeraskan, sedangkan untuk perempuan cukup dengan suara yang didengar oleh orang disampingnya. Talbiyah yang diucapkana adalah: “Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika laka”.

  4. Jika waktu memungkinkan, sebelum tiba atau masuk ke kota Makkah dianjurkan untuk mandi.
  5. Pada waktu akan masuk ke Masjidil Haram dahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk mesjid, yaitu “Allahummaf-tahloo abwaaba rohmatik,” artinya “Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu).”
  6. Sesampainya di ka’bah, talbiyah berhenti yaitu sebelum thawaf. Kemudian menuju hajar aswat untuk menyentuhnya dengan menggunakangan kanan dan menciumnya (jika mampu) sambil mengucapkan “Bismillahi wallahu akbar”. Namun jika tidak bisa menyentuh dan menciumnya, cukup memberi isyarat dengan menggunakan tangan dan mengucapkan “Allahu Akbar”.
  7. Melakukan thawaf yang dilakukan sebanyak tujuh kali putaran. Pada putaran ke tiga pertama, lakukan jalan cepat dan sisanya (empat putaran) laukan dengan jalan biasa. Thawaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka’bah di sebelah kiri. Pada waktu melakukan thawaf, disetiap putarannya lakukan idthiba yaitu meletakkan pertengahan kain selendang di bawah pundak bagian tangan dan kedua ujung kain di atas pundak kiri.
  8. Melakukan shalat sebanyak dua rakaat di belakang / mendekat ke makam Ibrahim jika tidak bisa bisa dilakukan di masjidil haram. Pada rakaat pertama membaca surat Al-Khafirun dan pada rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas.
  9. Sa’i, yaitu naik ke atas bukit Shofa, menghadap ke arah kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan:

    “Innash shofa wal marwata min sya’aaririllah. Abda’u bima bada’allahu bihi,” kemudian mengucapkan takbir sebanyak tiga kali tanpa memberi isyarat, lalu mengucapkan “Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa’dahu wa shodaqo ‘abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu.” Baca sebanyak tiga kali, kemudian berdoa apa yang hendak diminta kepada Allah.

    Sai diulang sebanyak 7 kali, yang dihitung satu kali pada waktu berangkat dan kembalinya dihitung satu kali. Dimulai pada waktu di bukit Shofa dan berakhir di bukit Marwah.

  10. Tahallul atau mencukur rambut. Untuk laki-laki mencukur semua atau sebagian rambut kepala, sedangkan perempuan memotongnya sebatas ibu jari. Rambut yang dipotong paling sedikit adalah tiga helai. Cara mencukur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah dengan mencukur habis terlebih dahulu rambut bagian kanan, kemudian mencukur habis rambut bagian kiri.

    Saat mencukur rambut ada doa yang harus diucapkan yaitu: “Allahummaj’al likulli sya’ratin nuran yaumal qiyamahm,” artinya “Ya Allah jadikanlah untuk setiap helai rambut (yang aku gunting cahaya pada hari kiamat.”

    Tempat-tempat yang digunakan untuk memotong rambut adalah di barbershop dalam mall zam-zam tower dan di plataran luar masjidil haram. Memotong rambut adalah urutan ibadah umroh yang terakhir, jika sudah selesai melaksanakan Tahallul, maka selesailah sudah ibadah umroh.

Larangan Pada Waktu Menjalankan Ibadah Umroh

Pada waktu menjalankan ibadah umroh ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Terutama pada waktu sudah menggunakan pakaian ihram, aturan tersebut sama dengan aturan yang berlaku pada ibadah haji, yaitu:

  • Untuk lelaki pakaian ihramnya tidak boleh dijahit, harus berupa dua lembar kain berwarna putih, tidak boleh menggunakan peci atau penutup kepala lainnya. Untuk perempuan pakaian ihramnya boleh dijahit, boleh pakaian apapun asalkan menutup aurat ( tidak membentuk badan ) dan tidak menggunakan cadar.
  • Tidak boleh memotong rambut atau bulu yang terdapat diseluruh badan. Pada pelaksanaan umroh cukup memotong rambut di kepala.
  • Tidak boleh menggunakan wewangian di badan, memakai aksesoris seperti gelang, jam tangan dan lain sebagainya.
  • Tidak boleh memotong kuku.
  • Syirik dan bersetubuh atau mengeluarkan mani.
  • Tidak boleh membunuh binatang atau mengganggunya dan tidak boleh mencabut tanaman.
  • Menikah, melamar dan menikahi.