Masjid Al-Aqsa adalah salah satu situs suci dalam Islam yang terletak di Kota Tua Yerusalem. Namun, sering terjadi kebingungan antara Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock (Kubah Batu), terutama terkait dengan kubahnya.
Artikel ini akan membahas secara mendetail tentang kubah Masjid Al-Aqsa, termasuk warna, bahan pembuat, serta perbedaannya dengan Dome of the Rock.
Warna Kubah Masjid Al-Aqsa

Kubah Masjid Al-Aqsa memiliki warna keabu-abuan yang khas. Warna ini sering kali membuatnya tampak menyatu dengan lingkungan sekitarnya yang didominasi oleh nuansa gurun.
Desain kubah ini dirancang oleh az-Zahir dan awalnya terbuat dari panel kayu yang dilapisi dengan enamel timah.
Pada tahun 1969, kubah tersebut direkonstruksi menggunakan beton dan dilapisi dengan aluminium anodisasi, menggantikan lapisan enamel timah sebelumnya.
Perlu dicatat bahwa banyak orang sering keliru mengidentifikasi kubah Masjid Al-Aqsa dengan kubah emas yang sebenarnya milik Dome of the Rock.
Kubah Dome of the Rock yang berwarna emas memang lebih mencolok dan sering menjadi ikon visual dari kompleks Al-Haram Al-Sharif.
Namun, kubah Masjid Al-Aqsa yang sebenarnya memiliki warna keabu-abuan yang lebih sederhana.
Kubah Masjid Al-Aqsa Terbuat dari Apa?
Pada awalnya, kubah Masjid Al-Aqsa dibuat dari panel kayu yang dilapisi enamel timah.
Desain ini mencerminkan teknik konstruksi dan estetika pada masa itu. Namun, setelah mengalami kerusakan akibat berbagai faktor, pada tahun 1969, kubah tersebut dibangun ulang menggunakan beton sebagai struktur utamanya.
Lapisan luar kubah kemudian dilapisi dengan aluminium anodisasi untuk memberikan perlindungan tambahan dan tampilan yang lebih modern.
Perubahan material ini tidak hanya meningkatkan ketahanan struktur kubah terhadap elemen alam, tetapi juga memberikan tampilan yang lebih kontemporer tanpa menghilangkan nilai historisnya.
Penggunaan aluminium anodisasi juga membantu dalam mempertahankan warna keabu-abuan khas kubah tersebut.
Masjid Al-Aqsa Dikenal dengan Apa?
Masjid Al-Aqsa dikenal sebagai salah satu dari tiga masjid suci dalam Islam, selain Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi bagi umat Islam di seluruh dunia.
Selain itu, Masjid Al-Aqsa juga menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam dan memiliki arsitektur yang kaya akan nilai seni dan budaya.
Namun, penting untuk memahami bahwa kompleks Al-Haram Al-Sharif, tempat Masjid Al-Aqsa berada, juga mencakup beberapa bangunan lain yang memiliki nilai sejarah dan religius, seperti Dome of the Rock.
Oleh karena itu, pemahaman yang tepat tentang setiap bangunan di dalam kompleks ini sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman.
Perbedaan Antara Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock
Salah satu kesalahpahaman yang umum terjadi adalah menganggap bahwa Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock adalah bangunan yang sama. Padahal, keduanya adalah struktur yang berbeda dengan fungsi dan sejarah masing-masing.
Masjid Al-Aqsa adalah masjid dengan kubah keabu-abuan yang terletak di sisi selatan kompleks Al-Haram Al-Sharif. Sementara itu, Dome of the Rock adalah bangunan dengan kubah emas yang terletak di tengah kompleks tersebut.
Dome of the Rock dibangun pada abad ke-7 dan dikenal dengan arsitekturnya yang megah serta mosaik yang indah. Bangunan ini memiliki nilai historis dan religius yang tinggi, terutama terkait dengan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA: Intip Kemegahan 10 Masjid Terbesar di Indonesia
Memahami perbedaan antara Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock sangat penting untuk mengapresiasi nilai historis dan religius dari masing-masing bangunan.
Kubah Masjid Al-Aqsa yang berwarna keabu-abuan dan terbuat dari beton yang dilapisi aluminium anodisasi mencerminkan evolusi arsitektur dan teknik konstruksi dari masa ke masa.
Sementara itu, Dome of the Rock dengan kubah emasnya yang ikonik menambah keindahan dan kekayaan sejarah dari kompleks Al-Haram Al-Sharif di Yerusalem.