Masjid Agung Darussalam
Masjid Agung Darussalam terdapat di Jalan Jenderal Soedirman No. 34 RT 01 RW 01, Desa Sidanegara, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Masjid Darussalam jadi masjid agung untuk kabupaten Cilacap serta berdiri dengan kuat di alun-alun Kota Cilacap. Masjid yang telah berusia lebih dari 2 era ini bahkan juga telah alami 7 kali perbaikan semenjak awal dibuat. Perbaikan paling akhir dikerjakan pada tahun 2003 dengan memperluas, mempermegah bangunan intinya dan memberikan tambahan menara masjid dengan sentuhan kekinian. Walau ditambah lagi senturah kekinian, tetapi masjid ini masih menjaga bentuk aslinya serta masih melestarikannya sampai sekarang. Masjid Agung Cilacap juga diputuskan jadi Masjid Cagar Budaya dengan 5 masjid yang lain didaerah Jawa Tengah.
Riwayat Pembangunan Masjid Agung Darussalam
Masjid Agung Darussalam Cilacap dibuat pertama-tama oleh Kyai Kali Husen serta Kyai Kali Ibrahim pada tanggal 29 April 1776. Kedua-duanya adalah keturunan langsung dari Sunan Kalijaga. Sesudah masjid berdiri dengan kuat, perbaikan dikerjakan pertama-tama dikerjakan pada tahun 1929, dibantu oleh warga seputar.
Sekitar 7 kali perbaikan telah dikerjakan, serta perbaikan paling akhir dikerjakan pada tahun 2003 dengan pembangunan menara setinggi 40 meter. Pembangunan menara yang super elegan ini habiskan dana sampai Rp. 577 juta, terbagi dalam APBD Wilayah Cilacap sebesar Rp. 400 juta, selanjutnya sebesar Rp. 177 juta datang dari beberapa donatur. Peresmian menara dikerjakan pada tanggal 30 Oktober 2003 oleh H. Probo Yulaastoro, SsoS. MM., Bupati Cilacap yang memegang saat itu.
Project pembangunan Menara Masjid Agung Cilacap ini dikerjakan bersamaan dengan perbaikan keseluruhan yang habiskan dana sampai Rp. 5 miliar, dengan perincian pembangunan menara Rp. 577 juta, serta perbaikan bangunan penting dan pendirian gedung serbaguna “Graha Darussalam” habiskan dana seputar Rp. 4,3 miliar.
Arsitektur Masjid
Masjid Agung Cilacap berdiri di atas tempat dengan luas seputar 3.500 meter persegi, sedang luas bangunan intinya sampai 2.500 meter persegi. Di bagian dalam ruang penting masjid ada 4 Soko Guru, 12 Soko Rowo, serta 16 Soko Emper (Serambi), dan beberapa balok yang dipakai untuk pengokoh bangunannya, sedang atapnya dibuat dengan design rumah joglo.
Ada satu mustaka yang di taruh dipucuk atap masjid yang mirip peninggalan Wali Songo di Masjid Demak. Sedang menambahkan menara diberi sentuhan arsitektur yang seperti dengan Masjid Nabawi di Madinah dengan 6 lantai. Dengan bangunan yang cukup luas. Masjid Agung ini bisa menyimpan sampai 3.500 jamaah sekaligus juga. Di bagian depan kelihatan tulisan kaligrafi “Masjid Agung Darussalam Kabupaten Cilacap”, tetapi dengan arap pegon (gundul).
Tempat Pindah Korban Tsunami
Masjid Agung Cilacap sudah pernah jadi tempat pengungsian masyarakat sesaat karena musibah Tsunami yang menempa pantai selatan jawa pada Juli 2006. Sekitar 5.000 pengungsi bergabung di alun-alun, dan di dalam masjid jadi tempat pengamanan diri., tetapi saat itu pengungsi sampai tidak tertampung.
Yayasan Masjid Agung Darussalam Cilacap
Masjid Agung ini sekarang diurus oleh Yayasan Masjid Agung Darussalam Cilacap, serta dikukuhkan langsung oleh Bupati Cilacap. Kepengurusan masjid diawali pada tahun 2015, serta dipimping oleh Tatto Suwarto Pamuji.
Jadi Masjid Agung untuk Kabupaten Cilacap, tentunya Yayasan itu bukan sekedar bekerja untuk menyiapkan sarana melaksanakan ibadah saja, tetapi menyiapkan beberapa sarana pekerjaan lain untuk memberi dukungan pekerjaan yang berguna buat warga ditempat.