Masjid Agung Kendal
Masjid Agung Kendal terdapat di daerah Desa Pakauman, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Masjid Jami Kendal dijadikan sebagai Masjid Agung untuk Kabupaten Kendal. Masjid ini lebih tepatnya berlokasi di Jalan Raya Barat, berhadapan dengan Kantor Pemerintahan Kendal.
Masjid Agung Kendal merupakan sebuah masjid yang sudah memiliki umur tua di daerah Kabupaten Kendal yang dibangun pada tahun 1493 Masehi / 1210 Hijriyah oleh Wali Joko, pada masa-masa pemerintahan Kesultanan Demak. Biaya pembangunan masjid dapat dilihat dan di ukir dengan jelas di depan mimbar Masjid Agung Kendal.
Sejarah Pembangunan Masjid Agung Kendal
Menurut cerita masyarakat setempat dan pengurus masjid, bangunan Masjid Agung Kendal pertama kali didirikan oleh Wali Joko yang memiliki nama asli Raden Suweryo. Wali Joko atau Raden Suweryo ini konon adalah satu murid dari Sunan Kalijaga, yang ditugaskan untuk melakukan syiar agama dan penyebaran islam di wilayah kendal dan sekitarnya. Wali Joko atau juga dikenal dengan Jaka Suwirya ini merupakan saudara sedarah dari Sunan Katong yang melakukan penyebaran agama islam di daerah Ponorogo dan sekitarnya.
Pada saat masih muda, Wali Joko ini mempunyai gelar sebagai Pangeran Panggung, dan merupakan putra bungi dari Prabu Kertabumi atau Brawijaya V. Wali Joko juga masih memiliki hubungan darah dengan Raden Patah, Raja Pertama Kesultanan Demak.
Arsitektur Bangunan Masjid
Bangunan Masjid Agung Kendal awalnya dulu mirip dengan bangunan Masjid Agung Demak dengan luas bangunan sekitar 27 meter persegi yang kemudian diperluas hingga saat ini menjadi 50 meter persegi, serta sudah dibangun menjadi dua lantai.
Pada saat zaman dahulu, tempat wudhu masjid yang dibangun ini merupakan sebuah bangunan kolah pendem (kolam) yang airnya berasal dari sungai kendal. Menurut sejarah Kolam tersebut dibuat langsung oleh Wali Joko. Seperti halnya masjid-masjid kuno di daerah Jawa Tengah, letak Kolam ini berada di depan masjid, agar para jamaah berwudhu dahulu sebelum memasuki ruang utama masjid. Saat ini, meskipun Kolah tersebut sudah tidak difungsikan, namun bangunannya masih ada dan terletak di selatan makam Wali Joko yang disemayamkan di komplek Masjid Agung Kendal.
Hingga kini, Masjid Jami Kendal sudah mengalami sekitar 8 kali renovasi. Sejumlah bangunan asli yang masih dipertahankan sejak zaman Wali Joko adalah 16 tiang penyangga (soko guru) yang menopang bagian atap masjid nya, dengan ukuran sekitar 40 cm. Selain itu, ada juga beberapa bagian bangunan asli termasuk beberapa kusen jendela, dan daun pintu, mimbar dan juga maksuroh atau tempat sholat untuk pemimpin wilayah pada saat itu.
Setelah mengalami renovasi, ke 16 tiang tersebut sekarang sudah dilapisi kembali dengan beberapa batang kayu, sehingga diameternya menjadi 60 cm. Kemudian didirikan pula sekitar 64 tiang baru, sehingga ada total 80 tiang penyangga struktur atapnya sekarang. Tiang tambahan masjid raya kendal ini dibuat dengan beton.
Pada area Masjid Jami Kendal terdapat beberapa makam kuno yang awalnya dulu rumah dari Wali Joko. Beberapa makam ulama Kendal juga dimakamkan di sekitar Makam Wali Joko. Diantara makam tersebut ada Makam Kiai Abu Sujak wafat tahun 1800-an, dan makam Wali Hadi wafat pada tahun 1930-an.
Hingga kini beberapa makam tersebut senantiasa di kunjungi oleh peziarah, terutama pada saat hari-hari besar islam datang, seperti hari Suro atau 1 Muharram.
Lokasinya yang sangat strategis terletak di Jalur Pantura secara otomatis membuat masjid ini seringkali dikunjungi oleh para pelancong dan musafir yang melintas untuk sekadar beristirahat memakan bekal, ataupun sengaja untuk melakukan ibadah wajib.