Skip to content
Home » Artikel Qoobah » Masjid Sunan Kalijaga Demak

Masjid Sunan Kalijaga Demak

Masjid Sunan Kalijaga

Masjid Sunan Kalijaga Demak merupakan bangunan masjid yang sudah berumur tua dan memiliki nilai sejarah di kabupaten Demak. Masjid ini dan Masjid Agung Demak merupakan masjid yang terkenal di Demak yang berada di sisi barat alun alun Demak. Lokasi Masjid Sunan Kalijaga ini sekitar 2KM sisi timur Masjid Agung Demak, jika berjalan kaki menuju masjid bisa dicapai dalam waktu 30 menit. Masjid Sunan Kalijaga berada disisi timur Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak.

Masjid ini lebih kecil daripada Masjid Agung Demak. Masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu ini pada awalnya memang dibangun dimasa Sunan Kalijaga masih hidup sekitar tahun 1532, kala itu masih berupa Surau kecil. Saat Sunan Kalijaga meninggal dunia dan digantikan oleh puteranya yang bernama Sunan Hadi (putera ketiga), langgar tersebut disempurnakan bangunannya hingga berupa masjid seperti terlihat sekarang ini.

bujanglanang_masjid_sunan_kalijaga (1)

Pembangunan oleh Sunan Hadi dilakukan pada tahun 1534H sebagaimana disebutkan di sebuah prasasti yang terdapat di atas pintu masjid sebelah dalam yang berbunyi : “riwayat berdirinya Masjid Sunan Kalijaga pada hari Minggu Wage tanggal 16 bulan Dzulhijjah tahun tarikh Jawa 1456.

Riwayat Perbaikan Masjid Sunan Kalijaga

Masjid Kadilangu ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan di beberapa bagian, sehingga banyak bagian bangunannya yang sudah tidak asli, terutama bagian luarnya. Selain tergolong masjid tua, masjid ini memiliki keunikan yang lain yakni mustaka yang atapnya mirip dengan berbagai masjid lama seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kauman Semarang serta banyak lagi, atap limasan itu bersusun dua. Pada kubah masjid ini juga terpasang pengeras suara yang digunakan untuk mengumandangkan adzan agar terdengar sampai ke pelosok daerah.

Pada serambi masjid ini terdapat 2 buah bedug yang digunakan sebagai penanda masuk waktu shalat. salah satu bedug yang terdapat di sebelah kiri masjid merupakan peninggalan Sunan Kalijaga. Bedug bersejarah itu hingga saat ini masih kuat dan terlihat kokoh. Di ruangan utama masjid terdapat empat saka guru atau tiang masjid yang semuanya masih asli dan terbuat dari kayu jati. Begitu pula pintu dan jendela masjid masih utuh dari kayu jati belum diganti.

Terdapat juga 4 soko guru penyangga atap masjid yang berwarna kuning bergaris hitam di sudutnya, polos tanpa ada ornamen. Bagian mihrab-nya terlihat cukup menarik dengan ornamen suluran yang anggun. Ruang utama Masjid ini terlihat relatif sederhana, dengan, mimbar kayu jati dengan ukiran cantik, dan sejumlah lampu gantung.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jauharotun Nafis diketahui bahwa arah kiblat masjid ini diketahui kemelencengannya sebesar 8,42 derajat. Tetapi respon takmir kurang merespon hal terebut, karena menurut pandangan tamir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak bahwa ijtihad Sunan Kalijaga dalam menetapkan arah kiblat tidaklah sembarangan.

Menurut sejarah dari pengurus makam Sunan Kalijaga, mulai dari lahan tanah masjid, tanah pemakaman hingga lahan tanah disekitar area masjid ini merupakan tanah milik pribadi Sunan Kalijaga. Namun saat ini di atas lahan tersebut sudah berdiri rapat berbagai bangunan tempat tinggal dan tempat usaha warga yang sebagian besar bukan keturunan atau pewaris kanjeng Sunan Kalijaga.

Bila berkunjung ke Masjid ini jika dari arah timur dari gerbangnya yang berada di ruas jalan Sunan Kalijaga, pengunjung akan melewati seruas jalan yang mirip lorong karena di sisi kiri dan kanannya penuh sesak dengan warung yang menawarkan berbagai barang dagangan, makanan hingga kamar mandi dan wc umum.

Karena padatnya hunian disekitar masjid dan makam sunan, taman parkir kendaraan pengunjung lokasinya berada cukup jauh disebelah selatan komplek makam, sehingga Jemaah yang membawa kendaraan harus berjalan kaki sekitar 350meter dari tempat parkir menuju komplek masjid dan pemakaman.

Kebanyakan peziarah yang masuk lewat selatan ini mungkin akan langsung menuju ke pemakaman sehingga kemungkinan masjid ini akan terlewat karena berada di sisi yang lain. Sedangkan peziarah datang dari sisi timur dipastikan mereka akan melewati lorong disamping masjid untuk menuju ke pemakaman, mereka bisa berwudlu di masjid, shalat sunat di sana, baru kemudian pergi berziarah ke makam dan sudah dalam keadaan suci.

Berkunjung ke Masjid ini atau berziarah ke makam beliau pada masa libur nasional memang akan bertemu dengan peziarah datang dari berbagai daerah memadati komplek masjid dan pemakaman ini. Menurut penjelasan dari pengurus makam, dihari hari lain selain libur nasional peziarah tetap ramai dan tidak seramai pada masa libur nasional.

Makam Sunan Kalijaga ini menjadi salah satu lokasi tujuan peziarah dari berbagai daerah. Itu menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar lokasi makam. Dan bila Anda beruntung akan kebagian kuliner khas masjid ini berupa besek dari anyaman bambu berisi nasi dan lauk dari ayam atau ikan dan urap dari daun mengkudu yang diambil dari area makam dan memasaknya tanpa menggunakan minyak. Cara memasak tersebut merupakan tradisi turun temurun yang masih lestari hingga kini.