Masjid Jami Al Ulya
Masjid Jami Al Ulya lebih tepatnya berada di Jalan Rangga Gede, Kempung Telukmungkal RT 06 RW 12, Desa Tanjung Mekar, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Jalan Raya Rangga Gede ini memanjang dari bundaran jembatan layang Karawang sampai ke daerah Citarum.
Selain Masjid Raya Al Ulya, ada beberapa masjid yang juga terdapat pada ruas jalan tersebut, meskipun sudah masuk pada daerah pedesaan, yaitu Masjid Al Hidayah yang kokoh dan megah, dan Masjid Jami Al Furqon yang terletak berdekatan dengan Kantor Kelurahan Tanjung Pura. Masjid Jami Al Ulya berbeda dengan dua masjid lainnya, karena memiliki ukuran yang lebih besar dan halaman yang cukup luas di sekeliling bangunannya.
Jika kita mengunjungi Situs Kementerian Agama (Simaskemenag), dapat diketahui detail tentang Masjid Jami’ Al-Ulya ini. Disebutkan bahwa Masjid Jami’ Al-Ulya pertama kali dibangun pada tahun 1967 silam, diatas lahan ber-sertifikat hak milik dengan luas 2.000 meter persegi, sedangkan luas bangunannya adalah 256 meter persegi.
Arsitektur Masjid Jami Al Ulya Tanjung Mekar
Bangunan Masjid Jami’ Al-Ulya didirikan dengan ukuran yang sangat besar dan megah, terletak di sisi selatan Jalan Raya rangga Gede, dengan halaman luas yang berada di sisi timur dan selatan bangunan utamanya. Sedangkan bangunan utamanya dirapatkan ke sisi bagian barat dan utara.
Kekokohan bangunan Masjid Raya Al Ulya ini tidak perlu diragukan lagi, karena hingga tulisan ini dibuat, belum ada satupun Pemugaran, Renovasi, maupun Perubahan dari bangunan aslinya. Terdapat beberapa fasilitas yang modern dan kemudian di aplikasikan pada masjid demi kenyamanan para jamaah yang beribadah, seperti kipas gantung, karpet sajadah dan lain sebagainya.
Bangunan utama masjid dibangun dengan satu lantai dan di desain dengan menggunakan atap cor. Sebuah tangga masjid yang dibuat dari bahan beton cor diletakkan di sisi utara masjid, untuk akses ke atap masjid. Atap Cor tersebut sepertinya juga digunakan untuk sholat untuk beberapa waktu tertentu jika jamaah pada ruang utama sudah tidak dapat dimuat lagi, misalnya pada saat sholat hari raya dan perayaan hari besar islam lainnya.
Areal tempat berwudhu diletakkan disisi selatan, kemudian areal parkirnya juga diletakkan diarah yang sama. Parkir motor di lengkapi dengan atap esbes, dan diberikan papan peringatan agar selalu berhati-hati menyimpan barang di areal parkir.
Bangunannya dibuat dengan cukup megah, yaitu dengan bangunan berbahan beton cor dikeseluruhan strukturnya. Kemudian satu kubah besar yang juga terbuat dari beton dibangun di atas atap dengan satu leher kubah berbentuk persegi. Kubah utama dan keseluruhan bangunan luarnya dibalut dengan warna putih bersih.
Kemudian, pada 4 sisi sudut atapnya juga dibangun 4 kubah berukuran sangat kecil dibandingkan kubah utama, dan ditambahkan pula satu kubah berukuran sedang dibagian pintu gerbangnya.
Arsitektur Interior Masjid
Jika Anda memasuki kedalam masjid, akan menemukan empat tiang soko guru yang juga terbuat dari beton cor menjulang tinggi menopang struktur atap masjid. Pada ruangan utama sholat di desain dengan sangat simpel dan sederhana, tanpa ramai dengan ornamen – ornamen. Pada bagian dinding masjid dilapisi dengan batu alam yang mempunyai warna alami, tanpa tambahan cat apapun. Kemudian pada sisi kiblat kita dapat menemukan 2 kaligrafi lafadz “Allah” dan “Muhammad” yang dipasang di kanan dan kiri mihrab. Kemudian 1 kalender waktu sholat abadijuga turut ditempelkan di bagian sisi kiblat tersebut.
Suntuk bagian mihrabnya dibuat ruangan yang lumayan luas, dengan 1 mimbar kayu berbentuk podium, dan 1 jam kayu klasik yang diletakkan di depan imaman. Keseluruhan lantainya dibalut dengan keramik putih bersih, dan dilapisi lagi dengan karpet sajadah.